Halo saya Rika,
Saya menulis di blog ini karna sebuah dorongan dalam hati saya untuk menyaksikan perbuatan baik Tuhan dalam hidup saya.
Semasa kecil, saya pernah mengalami kerasukan.
Malam
itu, ibu saya akan pergi ke kebaktian malam. Ayah dan kakak masih
terjaga. Abang saya sedang sakit, dia sendirian di dalam kamar yang
terkunci.
Saya sendiri sedang tertidur di dalam kamar sendirian.
Saya
tidak mengingat apa yang terjadi, jadi sebagian besar apa yang saya
alami saat kerasukan adalah hasil cerita ibu saya, karna saya sama
sekali tidak mengingat apa yang terjadi saat saya kerasukan.
Waktu
itu ayah mendadak memanggil ibu yang baru saja melangkah keluar dari
rumah menuju kebaktian. Ayah kaget ruapanya melihat saya yang mendadak
bertingkah lagu seperti kera/monyet. Ibu dan sahabatnya yang saya
panggil nentulang langsung kaget dan kembali ke rumah.
Diceritakan
bahwa waktu itu saya dengan cepat berlari dan melompat seperti monyet
ke pangkuan ibu saya. Dengan ekspresi yang ketakutan , saya berkata
"Kempet ..kempet".
Saya tidak tahu apa itu kempet. Yang jelas saya mengulangi kata-kata itu.
Tubuh
saya sangat dingin. Sahabat ibu saya mengatakan ini angin jahat. Ayah
yang panik katanya sempat berpikir untuk membawa saya ke dukun di dekat
rumah.
Namun dengan iman, ibu saya menentang keras
untuk membawa saya ke dukun. Ibu mulai mengingat firman Tuhan pada
Yakobus 1:6-7 yang berbunyi,"Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan
sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan
gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian kemari oleh angin. Orang
yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari
Tuhan."
Ibu pun membentak saya(lebih tepatnya, iblis di
dalam saya), dan mengusir setan di dalam nama Yesus . Dengan keras, ibu
berkata "Di dalam nama Yesus, keluar kau iblis".
Saat itu, saya
sadar dari kerasukan, namun belum dapat menguasai tubuh saya. Ibu
menyuruh saya berdoa dan melipat tangan untuk memulai berdoa. Ibu
memaksakan tangan saya untuk menyatu dan mulai mengucapkan kata-kata
untuk saya ulangi dalam doa. Dengan susah payah, saya berusaha
menyatukan tangan kiri dan kanan saya untuk mulai berdoa. Akhirnya
tangan saya dapat menyatu , dan saya mengulangi apa yang ibu katakan
dalam doa.
Lalu, selesai berdoa , akhirnya saya dapat
mengontrol tubuh saya. Saya bertanya kenapa saya disini, ada apa? Saya
merasakan tubuh saya sangat kedinginan. Orangtua saya pun menyelimuti
saya dengan beberapa selimut. Sejujurnya, saya masih merasa kedinginan,
tapi saya tidak ingin menyusahkan mereka karena harus mencari selimut
lagi agar saya tidak kedinginan.
Rupanya , ketika itu
abang saya yang sedang sakit melihat sinar datang dari luar jendela
kamar dan menindihnya. Abang saya membalikkan tubuhnya karena rasa
takut. Sinar itu terus berjuang melawannya, dan abang saya pun berusaha
melawan sambil berteriak minta tolong.
Ayah atau ibu saya mendengar suara itu, namun berfikir bahwa itu seperti suara kucing.
Suara
kucing yang kecil , namun lama kelamaan mereka menyadari bahwa suara
itu bersumber dari kamar abang saya. Mereka sontak menggedor-gedor kamar
abang saya, namun terkunci.
Ayah pun memanjat dari
celah kamar abang, lalu masuk dan membuka pintu. Abang rupanya baru saja
diserang oleh setan yang baru saja diusir dari tubuh saya.
Ternyata, setan itu masih belum putus asa.
Waktu
berlalu, saya kembali tidur di kamar. Kali ini saya ditemani ibu saya.
Tengah malam, saya mengigau di sebelah sisi ibu saya, saya mengatakan
"Kempet..kempet". Waktu itu, yang saya ingat dalam mimpi adalah., saya
melihat ada awan hitam kecil yang senakin lama semakin membesar dan
menimpa saya , membuat saya takut.
Mama yang kasihan pada saya ,
sangat marah dengan setan yang terus mengganggu anaknya. Dia memaki
setan itu dan berkata ," Langkahi dulu mayat saya sebelum kau ganggu
anakku!!"
Saya pun berhenti mengigau.
Setan pun
pergi meninggalkan rumah kami, namun saya tau bahwa dia masih selalu
berusaha menghancurkan kami bahkan di saat kami jauh dari rumah. Namun
syukur kepada Tuhan, yang senantiasa memberikan pertolongan bagi orang
yang mengandalkanNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar